batampos.co.id – Penyebab longsornya bahu Jalan Gajah Mada di dekat Jembatan Seiladi ternyata karena terjadi ketidakstabilan tanah di sekitar Waduk Seiladi dan tidak adanya pengaman di bahu jalan tersebut.
Direktur Sarana dan Prasarana BP Batam Purnomo Andiantono mengatakan, perbedaan ketinggian air meme-ngaruhi kestabilan kontur tanah di sekitar bahu jalan yang mengalami kerusakan.
”Ada perbedaan tinggi rendah air di Waduk Seiladi. Sehingga tanahnya mengembang dan menyusut. Saat menyusut biasanya diikuti proses penurunan level tanah,” katanya, Rabu (31/7).
Proses penurunan level tanah semakin parah saat musim kemarau. Apalagi, tidak ada pengaman yang memperkuat kestabilan bahu jalan yang rusak tersebut.
”Karena memang tidak ada penguatan di daerah bahu jalan. Sehingga tanahnya akan terus tertarik ke arah waduk karena kondisinya yang tidak stabil, sebentar terendam dan sebentar kering,” jelasnya.
Untuk memperkuat tanah di sekitar bahu jalan, maka BP Batam dan Kementerian PUPR akan menimbunnya dan kemudian memasang sheet pile, yakni dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi untuk membendung tanah dan masuknya air ke dalam lubang galian.
Sheet pile juga merupakan dinding penahan tanah yang diperlukan untuk memperkuat bahu jalan.
Andi mengungkapkan, Kementerian PUPR telah melakukan kegiatan sondir untuk mengetes kekerasan tanah. Untuk jalannya masih aman, tapi bahu jalan turun terus.
”Kementerian PUPR yang akan memperbaiki dengan sheet pile. Kegiatan sondir sudah selesai. Mereka lagi persetujuan anggaran. Targetnya tahun ini dikerjakan. Paling telat itu tahun 2020, makanya saat ini sudah beri tanda untuk pengaman jalan,” paparnya.
Sedangkan Kepala Satker PJN 1 Kepri dari Kementerian PUPR Endry Z Jamal menga-takan anggaran perbaikan mencapai Rp 14 miliar. Alokasi dana memang sudah dihitung dari prakiraan awal. Dan dananya nanti diambil dari sisa lelang.
”Saat ini kami tengah lagi menunggu persetujuan dari Kementerian PUPR,” katanya. (leo)