Berkolaborasi dengan sejumlah bank, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya membuka akses layanan perbankan dan keuangan bagi masyarakat hingga ke wilayah perbatasan bahkan pulau-pulau terpencil. Melalui program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai), OJK mampu mengubah tradisi warga perbatasan yang selama ini terbiasa menyimpan uang di bawah bantal.
Suparman, Batam
Sarifah, 64, tersenyum semringah saat memandangi buku tabungannya. Ia baru saja melakuan setor tunai sebesar Rp 150 ribu ke nomor rekeningnya.
Namun bukan di bank, transaksi itu dilakukan di Agen Laku Pandai milik James di Pulau Belakang Padang, Kecamatan Balakang Padang, Kota Batam, Provinsi Kepri, Kamis (31/10/2019).
“Alhamdulillah tabungan (saldo) nya bertambah,” kata Sarifah sambil tetap tersenyum.
Nenek enam cucu ini mengaku baru sekitar dua tahun menjadi nasabah bank. Ia membuka tabungan di Agen Laku Pandai milik James yang sekaligus merupakan toko perlengkapan elektronik itu.
Selama ini, Sarifah memang tidak memiliki pendapatan tetap. Maklum, ia tidak bekerja dan sudah lama hidup tanpa suami dan tinggal bersama salah satu anaknya di Pulau Belakang Padang. Tetapi sesekali ia mendapat dari anak-anaknya.
Uang itu kadang habis terpakai untuk keperluannya sehari-hari. Jika ada sisa, ia biasanya menyimpan di dalam lemari bajunya. Sebab menurut dia, jumlahnya terlalu kecil jika disimpan di bank.
“Kadang hanya disimpan di bawah bantal,” kenangnya.
James, pemilik salah satu Agen Laku Pandai di Pulau Belakang Padang, mengakui hal ini. Agen Laku Pandai banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yang selama ini enggan menyimpan uangnya ke bank.
Alasannya beragam, karena takut atau karena sungkan. Pasalnya, jumlah uang yang akan disimpan tidaklah banyak.
Sementara warga yang ingin menabung dalam jumlah besar, biasanya lebih memilih menyeberang ke Kota Batam.
Namun saat ini di Pulau Belakang Padang sudah ada dua kantor cabang bank, yakni BRI dan Bank Riau Kepri.
“Jauh sebelum bank itu buka di sini, kami sudah buka Agen Laku Pandai,” kata James.
Menurut James, melalui layanan Agen Laku Pandai, warga yang ingin setor dan tarik tunai tak lagi sungkan.
Selain sudah saling kenal, jumlah setoran dan penarikan di Agen Laku Pandai tak dibatasi. Bisa berapa saja. Hanya saja, nasabah akan dikenakan biaya tambahan untuk setiap transaksi.
Kemudahan lainnya, Agen Laku Pandai juga memiliki jam operasional yang lebih lama. Karena agen ini biasanya menyatu dengan toko atau kedai.
Sehingga selam toko dan kedai itu masih buka, maka Agen Laku Pandai tetap memberikan pelayanan.
“Bisa sampai malam hari. Bahkan hari Sabtu dan Minggu dan hari libur nasional tetap buka,” kata James.
Kecamatan Belakang Padang memang termasuk daerah perbatasan di wilayah Batam, Kepri. Kecamatan ini terdiri dari lima pulau besar, yakni Pulau Belakang Padang, Pulau Kasu, Pulau Pecong, Pulau Pemping, dan Pulau Terung.
Lalu ada beberapa pulau kecil yang sebagian berpenghuni dan sebagian lainnya kosong. Pulau Belakang Padang merupakan pulau yang terbesar dan sekaligus menjadi pusat pemerintahan Kecamatan Belakang Padang.
Pulau-pulau di Kecamatan Belakang Padang ini berhadapan langsung dengan Negeri Singa, Singapura.
Dari Pulau Belakang Padang, misalnya. Saat siang hari, warga bisa melihat gerak-gerik crane di pelabuhan peti kemas tersibuk kedua di dunia, yakni Pelabuhan Jurong Port, Singapura.
Saat malam hari, warga Belakang Padang bisa melihat gedung-gedung pencakar lagit di Singapura yang bermandikan cahaya lampu.
Saking dekatnya, cahaya lampu gedung-gedung tinggi di Singapura itu berpendar hingga ke langit Belakang Padang.
Karena kedekatan itu pula, siaran radio dan TV yang tertangkap oleh radi dan TV di Belakang Padang juga merupakan siaran dari Singapura atau Malaysia.
Bahkan sesekali sinyal seluler dari negeri jiran itu masih “menggangg” sinyal ponsel warga Belakang Padang.
Camat Belakang Padang, Yudhi Atmaji, mengaku, warga di sebagian besar wilayah Kecamatan Belakang Padang masih menemukan kendala layanan perbankan.
Kecuali warga di dua kelurahan, yakni Kelurahan Tanjung Sari dan Kelurahan Sekanak Raya yang masuk wilayah Pulau Belakang Padang.
“Di dua kelurahan ini kesadaran warga untuk menabung sudah tinggi. Apalagi sekarang ada dua cabang bank selain ada empat Agen Laku Pandai,” kata Yudhi, Senin (4/11/2019).
Sementara di empat kelurahan lainnya, yakni Kelurahan Pemping, Kelurahan Kasu, Kelurahan Pecong, dan Kelurahan Terung, belum terlayani akses layanan perbankan.
Belum ada bank yang membuka kantor cabang di empat kelurahan yang berada di pulau-pulau terpisah itu.
“Kalau mau ke Belakang Padang, mereka butuh biaya dan waktu yang tak sedikit,” kata Yudhi.
Tapi untungnya, kata Yudhi, saat ini sudah ada Agen Laku Pandai di pulau-pulau terpencil itu. Di Pulau Pecong, Pulau Terung, dan Pulau Pemping masing-masing ada satu Agen Laku Pandai.
Sementara di Pulau Kasu ada dua agen. Sedangkan di Pulau Belakang Padang sendiri ada empat agen.
“Sehingga total di Kecamatan Belakang Padang ada sembilan Agen Laku Pandai. Ini sangat membantu warga kami mendapatkan akses keuangan dan perbankan,” katanya.
Selain itu, kata Yudhi, keberadaan Agen Laku Pandai ini juga membantu pemerintah dalam pelaksanaan bantuan pangan non tunai (BPNT), yakni program bantuan pangan pengganti progam Raskin.
“Karena sekarang sudah pakai kartu. Jadi penerima bantuan BPNT bisa bertansaksi di agen-agen Laku Pandai ini,” kata Yudhi.
Tak hanya warga Belakang Padang, layanan perbankan melalui Agen Laku Pandai juga sudah lama dirasakan oleh warga di pulau-pulau terpencil di wiayah perbatasan di Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepri.
Secara geografis, Kabupaten Natuna dan Anambas berada di wilayah paling utara Indonesia.
Kedua kabupaten itu berada di hamparan Laut China Selatan yang maha luas. Di sebelah utara, Natuna dan Anambas berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja.
Di sebelah selatan berbatasan dengan Sumatera Selatan dan Jambi. Sementara di bagian barat berbatasan dengan Singapura dan Malaysia.
Dibandingkan Natuna, akses perbankan di Anambas jauh lebih minim. Hingga tahun ini baru ada tiga bank yang membuka kantor cabang di sana.
Yakni BRI, BNI, dan Bank Riau Kepri. Itupun ketiganya berada di Tarempa sebagai pusat pemerintahan Pemkab Anambas. Dan baru baru ini Bank Riau Kepri membuka cabang di Pulau Palmatak.
Sementara di pulau-pulau lain, hingga saat ini belum ada bank. Sehingga tak heran jika selama ini banyak warga Anambas yang tidak bisa menyimpan uangnya di bank dan memilih menyimpan uang di rumah, termasuk di bawah bantal.
Sebab jika harus ke Tarempa, mereka membutuhkan biaya dan waktu yang tak sedikit.
Sehingga tak heran jika di Anambas sering ditemukan uang lusuh dalam jumlah yang besar.
Tahun 2015, misalnya, Bank Indonesia perwakilan Kepri menarik uang lusuh dari Anambas hingga sebesar Rp 600 juta rupiah.
Natuna dan Anambas terdiri dari beberapa pulau besar dan kecil. Sebagian di antaranya benar-benar berada di wilayah sangat terpencil.
Namun OJK telah membuka sejumlah Agen Laku Pandai hingga pulau-pulau terluar di kedua kabupaten tersebut.
Sehingga akses perbankan di kedua wilayah terpencil itu kian terbuka dan semakin jarang ditemui uang lusuh di sana.
Kasubag Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perwakilan Provinsi Kepri, Adim Imaduddin, mengatakan, Agen Laku Pandai memang sengaja dihadirkan untuk melayani akses keuangan dan perbankan bagi masyarakat di wilayah pesisir bahkan terpencil.
Sebab wilayah-wilayah itu tidak mungkin dijangkau oleh bank karena alasan keekonomian maupun alasan ketersedian infrastruktur pendukung seperti listrik dan internet.
“Seperti di Palmatak, Anambas, kadang Agen Laku Pandai di sana masih terkendala jaringan internet. Tapi kami tetap hadir di sana untuk membuka akses perbankan bagi warga,” kata Adim, Senin (4/11/2019).
Adim mengatakan, saat ini Agen Laku Pandai sudah hadir di hampir seluruh pulau-pulau terpencil di wilayah Kepri.
Per Maret 2019, jumlah Agen Laku Pandai di Kepri sudah mencapai 6.752 agen yang tersebar di tujuh kabupaten/kota di Kepri.
“Yang paling jauh dan terluar ya agen-agen di Anambas dan Natuna itu,” kata Adim.
Adim menilai, kehadiran Agen Laku Pandai ini sangat efektif dalam membuka isolasi layanan keuangan perbankan bagi warga pesisir.
Terbukti, selain dimanfaatkan para nasabah lama yang enggan datang ke kantor bank karena alasan jauh atau malas antre, Agen Laku Pandai ini juga banyak dimanfaatkan oleh nasabah baru.
Banyak warga di wilayah perbatasan dan pulau terdepan yang membuka rekening tabungan di agen-agen Laku Pandai ini.
Hingga saat ini tercatat ada 102.866 nasabah yang membuka rekening di Agen Laku Pandai di seluruh wilayah Kepri.
Tabungan yang dibuka adalah rekening Basic Saving Account (BSA). Yakni rekening tabungan yang tidak dikenakan biaya administrasi bulanan, biaya pembukaan dan penutupan rekening, serta transaksi kredit rekening.
Selain itu, rekening BSA juga tak memiliki batas minimal transaksi setoran maupun penarikan tunai. Meski dalam jumlah yang kecil, akan tetap dilayani oleh Agen Laku Pandai.
“Makanya Agen Laku Pandai ini banyak dimanfaatkan nasabah dengan pendapatan menengah kebawah,” kata Adim lagi.
Pihak perbankan mengakui efektifitas dari Agen Laku Pandai ini dalam membuka akses layanan perbankan, terutama bagi masyarakat di pulau terpencil.
Pimpinan Kantor Kas BNI KCP Aviari, Rafiq Mubarak, mengatakan, selama ini nasabahnya di wilayah Kecamatan Rempang dan Galang, Kota Batam, merasa kesulitan mengakses layanan bank karena jarak yang sangat jauh.
“BNI yang terdekat bagi nasabah di Rempang dan Galang ya KCP Aviari yang ada di SP Plaza, Sagulung, ini,” kata Rafiq, Senin (4/11/2019).
Menurut Rafiq, jika harus ke kantor kas di SP Plaza, nasabah BNI yang berada di ujung Pulau Galang harus menempuh perjalanan darat hingga puluhan kilometer. Juga memerlukan biaya transportasi yang cukup banyak.
Belum lagi nasabah yang tinggal di pulau-pulau. Seperti Pulau Abang, Pulau Mubut, dan pulau-pulau terpencil lainnya di wilayah Rempang dan Galang.
Mereka harus menyeberang dengan kapal dan melanjutkan perjalanan darat dengan busway untuk bisa sampai ke Kantos Kas BNI Aviari di SP Plaza.
“Mereka butuh waktu sehari dan ongkos hingga ratusan ribu rupiah,” kata Rafiq.
Namun kini, dengan kehadiran Agen Laku Pandai di Rempang dan Galang serta pulau-pulau kecil di sekitarnya, nasabah BNI tak perlu lagi datang ke kantor cabang untuk melakukan transaksi perbankan.
Seperti tarik tunai maupun setor tunai. Semua bisa dilakukan di Agen Laku Pandai.
Termasuk pencairan dana bantuan Program Indonesia Pintar (PIP). Para pelajar di wilayah pesisir yang mendapat bantuan ini bisa mencairkannya di Agen Laku Pandai.
Lima Kebijakan Strategis OJK
Program Laku Pandai merupakan salah satu OJK sebenarnya sudah dicanangkan sejak 2012 lalu. Namun program ini baru benar-benar diluncurkan pada 2015.
Dalam perkembangannya, program ini mendapat respon positif masyarakat sehingga mengalami pertumbuhan yang pesat.
Dari sisi jumlah agen, misalnya, terjadi peningkatan yang sangat signifikan dalam empat tahun terakhir.
Pada Juni 2015, terdapat 3.734 Agen Laku Pandai di seluruh Indonesia. Sementara pada Maret 2019, jumlahnya meningkat drastis menjadi 1.073.134 agen di seluruh Indonesia. 6.752 di antaranya berada di Kepri.
Meski sudah diluncurkan empat tahun lalu, program Laku Pandai tetap masuk dalam bagian dari Lima Kebijakan Strategis OJK tahun 2019 dalam rangka Kolaborasi Membangun Optimisme dan Akselerasi Pertumbuhan Berkelanjutan.
Adapun kelima kebijakan strategis itu antara lain Alternatif Pembiayaan Sektor Strategis Pemerintah, Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Akses Keuangan bagi UMKM dan Masyarakat di Daerah Terpencil, Mempersiapkan Industri Jasa Keuangan dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0, dan terakhir Mereformasi Bisnis Proses Industri dan Internal OJK.
“Nah program Laku Pandai ini menjadi salah satu poin di kebijakan strategis nomor tiga, yakni Akses Keuangan bagi UMKM dan Masyarakat di Daerah Terpencil,” kata Kepala OJK Provinsi Kepri, Iwan M Ridwan, Senin (4/11/2019).
Menurut Iwan, di antara Lima Kebijakan Strategis OJK 2019 itu, kebijakan nomor tiga yang realisasinya paling tinggi di Kepri.
Yaitu Kebijakan Akses Keuangan bagi UMKM dan Masyarakat di Daerah Terpencil.
Khususnya untuk program Laku Pandai. OJK perwakilan Kepri mempu melakukan perluasan program Laku Pandai (branchless banking) dimana jumlah agen tumbuh 42,15 persen (year on year) menjadi 6.752 agen dan jumlah nasabah BSA meningkat 31,23 persen (yoy) menjadi 102.866 nasabah.
Selain itu, melalui optimalisasi peran Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), OJK Kepri telah menggelar empat kali kegiatan business matching dengan total penyaluran kredit atau pembiayaan kepada UMKM sebesar Rp 2.370 miliar.
Selain itu, OJK perwakilan Kepri juga telah meresmikan Kawasan Terpadu dan Unggul (Kampung) Inklusi Keuangan sebagai pusat literasi dan inklusi keuangan di Kecamatan Sagulung, Kota Batam.
“Kemudian, sepanjang tahun 2019 ini OJK bersama pelaku usaha jasa keuangan dan instansi terkait telah melaksanakan 41 kegiatan edukasi kepada kurang lebih 3.031 masyarakat dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi keuangan,'” terang Iwan.(*)