batampos.co.id – Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Natuna, Hardinansyah, mengatakan belum semua masyarakat memahami dan mengetahui sejumlah geosite geopark yang sudah ditetapkan pemerintah. Salah satunya pantai dan Gua Kamak di Desa Pengadah, Kecamatan Bungu-ran Timur Laut.
Geosite ini adalah gua dari batuan sedimen fluviat hasil proses alam yang diperkirakan terjadi 5,1 juta tahun silam, sehingga menjadi gua di pesisir pantai Desa Pengadah. Kenapa Gua Kamak dijadikan geopark nasional, karena perlu dilestarikan agar tidak dirusak.
“Penetapan pantai dan Gua Kamak ini sudah berdasarkan kajian dan penelitian pemerintah yang dilakukan beberapa tahun lalu di Natuna. Kami berharap masyarakat terus mendukung pengembangan geopark nasional di Natuna,” kata Hardinansyah, Jumat (8/11).
Hardinansyah menjelaskan, terdapat beberapa alasan Natuna ditetapkan sebagai geopark nasional. Di antaranya untuk melawan kerusakan lingkungan, transporasi ekstraktif ke konservatif, pengkayaan intelektual bangsa melalui edukasi nonformal, semi formal, maupun membangun ekonomi kerakyatan dan melakukan revolusi mental bangsa.
Natuna yang merupakan gugusan pulau Bunguran ini, sambungnya, memiliki keragaman geologi/geodiversity, warisan geologi/gioheritage, keragaman hayati/biodiversity dan keragaman budaya/ cultural diversity yang bernilai tinggi. Dan tujuan utama pengembangan geopark untuk mengekplorasi, mengembangkan dan mengoptimalkan keterkaitan antara geologi, warisan alam, dan warisan budaya.
Selain goesite Gua Kamak, katanya, Tanjung Datuk, Pulau Senoa, Gunung Ranai, Tanjung Senubing, Batu Kasah, Pulau Setanau merupakan geosite yang ditetapkan pemerintah sebagai geopark nasional dari 14 kabupaten di tanah air. Dan masing-masing kabupaten memiliki ciri khas dan keunikan berbeda.
“Seperti goesite Pulau Senoa, pulai itu terbentuk dari batuan sedimen laut dalam yang sudah berusia 88,5 juta tahun. Dan geosite Pulau Akar di Kecamatan Bunguran Selatan, terbentuk dari lava basalt sudah berusia 144 juta tahun silam.Menurut hasil penelitiannya, geosite di Natuna merupakan evolusi pembentukan batuan bancuh (melange), yakni berupa batuan kerak samudera (ofiolit) berdampingan dengan kerak benua,” ujarnya. (arn)