batampos.co.id – Ahui, eksportir satu dari tiga kontainer berisikan arang kayu bakau yang ditangkap unsur keamanan Laut yang dikoordinir Bakamla, Rabu (25/12/2019) lalu, angkat bicara.
Ia merasa tidak ada pelanggaran yang dilakukan dengan rencana ekspor arang ke Singapura tersebut.
Saat dikonfirmasi batampos.co.id, Ahui mengaku telah memenuhi semua persyaratan administrasi terkait perolehan dan pengiriman arang bakau tersebut.
“Tapi tak apa-apa, sebagai warga negara yang baik kita hargai proses penangkapan dan penyelidikan ini,” ujarnya.
Baca Juga: Bakamla Tangkap Kapal Pembawa Arang Kayu Ilegal yang Akan Dijual ke Singapura
“Kita punya izin dan dokumen lengkap. Silahkan saja diproses yang penting transparan dan benar-benar sesuai aturan yang ada,” kata dia lagi.
Terkait asal muasal kayu baku yang menjadi bahan baku pembuatan arang, Ahui, menyebutkan sudah ada izin dari instansi pemerintah terkait di daerah Meranti, Lingga dan sekitarnya.
“Kayu bakau itu dari luar. Di sini hanya pengolahan saja. Surat semua ada kok sama saya,” ujarnya.
Ahui membantah jika kayu arang tersebut hasil dari pembalakan liar hutan bakau di Batam.
Selain itu dia juga menepis salah satu tudingan bahwa perusahaannya sengaja merendahkan nilai atau harga arang yang diekspor untuk mengurangi biaya pajak.
Menurutnya sangat berlebihan jika disebutka satu kontainer arang bernilai miliaran rupiah.
Baca Juga: 5 Lokasi Pembalakan Liar yang Dilakukan Eksportir Arang Kayu Ilegal yang Ditangkap Bakamla RI
“Hitungan dari mana arang sekontainer sampai miliaran. Lebih mahal arangnya dong dari pada ikan kalau gitu,” kata dia.
Menurutnya, dari tempatnya nilai arang bakau tersebut sekitar Rp 200 juta per kontainer.
“Jadi tidak benar perusahaan kami manipulasi nilai barang yang diekspor,” tuturnya.
Namun demikian, Ahui, mengaku tetap berbesar hati dengan penangkapan tersebut dan berharap secepatnya diselesaikan sesuai aturan yang ada.
“Salah katakan salah, benar katakan benar. Kami siap terima konsekuensinya. Dan kalau salah tentu akan diperbaiki,” tuturnya.(eja)