GAYA bicaranya menunjukkan antusiasme. Satu per satu fitur aplikasi dijelaskan dengan menggunakan gaya bahasa yang sederhana. Fitur pembeda dari aplikasi lain pun dijabarkan dengan gamblang. Kevin mengatakan, dirinya bersama Lodixon Gonzalles, Andy Kurnia Wijaya, Jesslyn, dan Michael Francesco sebelumnya membuat beragam jenis aplikasi. Ilmu itu didapat secara otodidak. Mereka mempelajari berbagai literatur seperti buku, website, blog, dan sebagainya.
Hasilnya, aplikasi Job Finder dan Addjob berhasil dibuat.
’’Keduanya aplikasi pencari kerja. Bisa cari dan melamar pekerjaan. Itu sekitar 2017,’’ katanya. Namun, saingan mereka adalah perusahaan besar seperti Jobstreet dan sebagainya. Pangsa pasarnya lebih condong menggunakan aplikasi tersebut. Kevin dan rekannya pun memutuskan men-shutdown pengembangan aplikasi itu Empat pemuda tersebut lantas berpikir keras untuk menciptakan aplikasi lain.
Konsep aplikasi berbasis sharing foto dan video mulai terpikirkan. Pada Oktober 2017, mereka yang saat itu duduk di bangku SMA mulai mengembangkannya.
’’Tiap pulang sekolah kami kumpul mengerjakan itu,’’ ucapnya. Jangan membayangkan ruang kerja mereka seperti kantor atau co-working space. Kamar Kevin adalah kantornya.
Modalnya hanya laptop dan smartphone. Cibiran dan sindiran pun seakan menjadi makanan empuk sehari-hari. Beberapa orang pesimistis dengan ambisi para pemuda itu. Aplikasì tersebut dinilai sama seperti aplikasi chatting lainnya.
Namun, hal semacam itu justru menjadi cambuk penyemangat. Step-by-step, kelimanya mampu menuntaskan pekerjaannya. Aplikasi Sestyc resmi meluncur ke publik pada April 2019 di Google Play Store.
Lodixon, rekan kevin, menganggap pesimistis yang dialamatkan beberapa orang adalah hal wajar. Sebab, aplikasi yang mereka usung secara tampilan sekilas mirip kompetitor milik negara lain yang notabene sudah mendunia. Misalnya, tampilan awal setelah mengeklik aplikasi pada layar handphone.
’’Tapi, setelah mengutak-atik bakal terasa bedanya. Dari awal kami bertekad membuat perbedaan dari segi tampilan dan fitur Sestyc,’’ katanya. Salah satu perbedaannya seperti fitur last seen dan history.
Dia mengatakan, membuat aplikasi Sestyc tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh waktu terkait penataan display, programming, dan lain sebagainya. Selain itu, Dixon dan rekan-rekannya berupaya terus menyatukan visi mereka.
Kevin juga menilai selama ini banyak warga Indonesia yang menggunakan produk medsos yang dimiliki asing. Dia pun ingin mengubah pemikiran itu. ’’Beralih ke produk lokal istilahnya. Cita-cita kami. Tetap optimistis,’’ katanya.
Saat ini Sestyc baru bisa diunduh dengan operating system (OS) Android. Grafik jumlah pengunduhnya merangsek naik. Dari kisaran 2 ribu hingga kemarin mencapai lebih dari 100 ribu. Mereka membidik jumlah pengguna mencapai 1 juta pada 2020. ’’Kami juga berencana mengembangkan e-commerce dalam satu aplikasi chatting itu,’’ paparnya. Ke depan tersedia pada iOS perangkat iPhone.