Jumat, 10 Januari 2025

Penghentian Impor Pangan dari Tiongkok Tak Pengaruhi Batam

Berita Terkait

batampos.co.id – Presiden Joko Widodo meminta ada perhitungan mengenai dampak virus corona terhadap perekonomian Indonesia. Khususnya di sektor perdagangan internasional dengan Tiongkok.

”Kita tahu bahwa RRT adalah negara tujuan ekspor pertama (utama), dengan pangsa pasar 16,6 persen dari total ekspor Indonesia,” kata Jokowi, Selasa (4/2), di Jakarta.

Tiongkok, kata dia, juga adalah negara asal impor terbesar Indonesia. Virus corona bisa menjadi momentum bagi industri substitusi impor untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Menggantikan barang impor asal Tiongkok yang sementara disetop, juga membuka pasar di negara lain yang mengimpor barang serupa dari Tiongkok.

Sektor pariwisata juga diminta menangkap peluang dari turis-turis asing yang sedang mencari destinasi alternatif karena batal liburan di Tiongkok. Juga, menyiapkan langkah kontijensi, khususnya di Bali dan Sulawesi Utara, yang menjadi tujuan wisata utama turis asal Tiongkok ke Indonesia.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, ada sejumlah kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Selain yang sudah diputuskan dalam rapat sebelumnya. Dalam hal perdagangan, sudah ada penjelasan bahwa penularan virus bisa melalui manusia ataupun hewan.

Ilustrasi buah-buahan. Foto: Jawa Pos

Karena itu, untuk sementara pemerintah akan melarang impor hewan hidup dari Tiongkok. Kalau terlanjur ada yang dikirim, akan dikembalikan.

”Terkait dengan barang, karena barang itu tidak terkait dengan penularan, maka perdagangan akan terus berlanjut,” terangnya.

Batam Tak Terpengaruh

Keputusan pemerintah pusat yang akan menghentikan impor makanan dan minuman dari Tiongkok imbas dari merebaknya wabah virus corona, tampaknya tidak akan terlalu banyak berpengaruh pada perekonomian Batam.

”Jika bahan makanan dan sejenisnya yang disetop, saya kira tidak akan berpengaruh terhadap Batam,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam, Rafki Rasyid, Selasa (4/2) di Batam Center.

Selama ini, Batam dikenal di dunia dengan wajah industrialisasi. Sehingga jika impor barang penolong produksi, bahan baku dan sparepart mesin produksi untuk industri disetop, baru akan berdampak secara signifkan terhadap perekonomian Batam.

”Kalau terkait virus corona, kemungkinan bahan makanan, buah-buahan, bawang putih dan sejenisnya yang akan disetop karena dikhawatirkan bawa virus. Kalau barang lainnya kemungkinan tidak disetop pemerintah,” jelasnya.

Khusus untuk izin impor produk makanan dan minuman serta produk hortikultura di Batam, maka Badan Pengusahaan (BP) Batam yang memberikan kuotanya. Kuotanya diperoleh dari Kementerian Perdagangan.

Sedangkan di lapangan, saat barang-barang tersebut masuk dari luar negeri dan tiba di pelabuhan, maka Bea dan Cukai (BC) Batam yang menanganinya.

Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi BC Batam, Sumarna, mengatakan bahwa pengumuman mengenai barang-barang apa saja yang akan disetop impornya dari Tiongkok baru diumumkan, hari ini, Rabu (5/2).

”Kami akan mengikuti arahan dari pemerintah mengenai bagaimana mekanismenya nanti,” tuturnya.

Sedangkan Direktur Pelayanan Lalu Lintas dan Penanaman Modal BP Batam, Purnomo Andiantono, menyebutkan ada puluhan makanan dan minuman impor dari Tiongkok.

”Jenis-jenisnya itu sohun, kuaci, makarel, kacang-kacangan, cokelat, biskuit, permen, buah dalam kemasan, manisan buah, sereal, jamur dalam kemasan, sayur dalam kemasan, daging dalam kemasan, wafer, MSG, dan minuman bersoda. Satuannya dihitung pakai karton,” sebut Andi.

Andi mengatakan, pada 2018, importir di Batam mengimpor 191.914 karton. Sedangkan pada 2019, jumlahnya menurun menjadi 121.447 karton. Sedangkan produk hortikultura cukup meningkat pesat dalam dua tahun terakhir.

Tahun 2018 tercatat impor produk hortikultura dari Tiongkok mencapai 4.786,5 ton. Sementara 2019 meningkat tiga kali lipat menjadi 12.137,5 ton.

Adapun produk hortikultura yang diimpor terdiri dari apel, jeruk mandarin, bawang bombay, jeruk orange, grapefruit, lemon, anggur segar, dan bawang putih. Impor terbesar tercatat untuk bawang putih pada 2018 dengan total impor capai 4.240 ton. Kemudian apel sebanyak 245,8 ton.

Kemudian pada 2019, impor apel melonjak menjadi 3,680,5 ton. Lalu jeruk mandarin sebanyak 4.062 ton. bawang putih sebanyak 1.440 ton dan bawang bombay sebanyak 1.616 ton. (leo)

Update