batampos.co.id – Hari kelima proses observasi bagi 285 warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Tiongkok yang dikarantina di hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna, kondisinya masih stabil. Namun, dilaporkan ada sembilan orang yang mengeluh sakit.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Anung Sugihantono, yang ditugaskan mengawasi kondisi kesehatan para WNI itu menjelaskan, dari laporan yang diterimanya, memang ada sembilan WNI yang dikarantina mengalami keluhan sakit. Namun, gejala yang muncul tidak mengarah pada gejala terpapar virus corona.
”Dari laporan teman-teman di dalam, ada sembilan warga berkunjung ke pos kesehatan, semacam rumah sakit lapangan yang kita siapkan untuk WNI yang diobservasi. Tapi setelah diperiksa, hasil diagnosanya tidak ada mengarah terinfeksi virus corona. Jadi, keluhannya gangguan pencernaan, gata-gatal, dan pening,” ujar Anung dalam jumpa pers di Puskodal Lanal Ranai, Kamis (6/2).
Anung mengatakan, dari rangkaian observasi kesehatan yang mereka lakukan, sampai saat ini, 285 orang yang diawasi, termasuk tim Kemenkes, kru pesawat, dan WNI yang dievakuasi, tidak ditemukan kenaikan suhu dalam proses observasi sejak tiba di Natuna.
Proses layanan kesehatan berjalan baik kepada masya-rakat, TNI, tenaga medis, maupun tenaga kesehatan lain, termasuk para psikolog yang terus memberikan layanan.
”Selama prosedur observasi, melibatkan tenaga medis yang lengkap, baik dokter umum dan dokter spesialis. Sepanjang dikeluhkan penyakit di luar paparan corona akan ditangani di dalam karena obat-obatan tersedia. Ditambah di dalam juga ada rumah sakit integrasi milik TNI,” jelasnya.
Anung menambahkan, pemerintah sudah menyiapkan skenario selama observasi. Bahkan, jika ada WNI ditemukan terindikasi tertular virus corona, segalanya sudah disiapkan proses penanganannya.
”Kalau ada indikasi tertular, kami sudah siapkan skenarionya. Kita siapkan medical evakuasi transportasi udara ke Rumah Sakit Sulianti Saroso. Rumah sakit di sini juga disiapkan. Hal-hal pelayanan semua disiapkan. Tapi tentu harapan kita tak ada yang tertular corona,” harapnya.
Anung juga mengatakan, situasi global dari WHO sudah merilis hingga Rabu (5/2) lalu, pukul 06.00 sore, kasus tertular virus corona mencapai 24.554 kasus. Sebagian besar kasus di Tiongkok, dengan jumlah kematian mencapai 492 orang.
Virus ini sudah dikonfirmasi menyebar ke 24 negara yang ditandai dengan adanya penderita atau orang yang dikonfirmasi menderita penyakit akibat serangan virus corona.
”Kami dari Kemenkes dan pemerintah Indonesia dan pemerintah daerah, terus mengikuti perkembangan ini. Tambahan kasus belum menurun, cenderung angkanya lompat-lompat. Kemarin ada 2.800 kasus baru, atau bertambah menjadi 3.900 kasus,” sebutnya.
Dalam situasi nasional, Kemenkes dan pemerintah daerah, dan jajaran dinas kesehataan, terus melakukan upaya pemantauan dan pengawasan di berbagai pintu masuk negara. Juga ada perbaikan upaya peningkatan mekanisme pengawasan.
Anung menambahkan, pihaknya berhasil meng-setup unit pengolahan limbah yang berfungsi mengolah limbah padat, seperti masker oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Balai Teknis Kesehatan Lingkungan di Batam dan Tanjungpinang.
”Masker bekas yang terpapar bisa menjadi bagian dari mekanisme penularan kalau dibuang sembarangan. Sehingga dari pengolahan limbah ini, dapat dicegah,” ujarnya.
Soal logistik di tempat observasi, Anung memastikan cukup. ”Ada direktur obat publik yang siapkan logistik ke Kabupaten Natuna dan pelayanan di dalam,” katanya.
Khusus masker, di lokasi observasi saat ini disiapkan 70 ribu. Sudah terdistribusi ke masyarakat Natuna sebanyak 40 ribu masker.
”Insya Allah mencukupi, saya mengingatkan teman-teman Puskesmas dan di fasum, agar masker yang dibagikan harian sebagai upaya preventif, kalau pagi mau minta masker baru, masker lama dikumpulkan, dikelola dalam tatanan. Sampah ini bagian dari sampah medis yang harus dikelola,” tegasnya.
Sementara itu, Danlanud Raden Sadjad Natuna, Kolonel Pnb Fairlyanto, yang dihubungi mengatakan, tidak ada satupun WNI asal Wuhan, yang diobservasi di Natuna yang demam atau panasnya di atas 38 derajat celcius.
”Mereka baik-baik saja, senang dan sehat,” sebutnya, Kamis (6/2).
Fairlyanto mengatakan, observasi masih terus dilakukan. Setiap hari tim kesehatan memastikan kondisi kesehatan seluruh WNI. Pemeriksaan suhu juga dilakukan setiap hari.
”Siapa yang sakit, pasti akan ke saya,” ucapnya. (*/lyn/idr)