batampos.co.id – Bank Indonesia (BI) perwakilan Kepulauan Riau mensosialisasi QR Code Indonesian Standard (QRIS) di hadapan ratusan mahasiswa Politeknik Batam, Senin (9/3 2020).
Kepala BI Perwakilan Kepri, Musni Hardi Kasuma Atmaja, mengatakanm pekan QRIS Nasional diselenggarakan serentak di seluruh Indonesia, mulai Senin (9/3/2020) hingga Sabtu (15/3/2020).
“Ini dilakukan untuk meningkatkan penggunaan QRIS dengan sasaran masyarakat dan merchant komunitas,” katanya.
Kata dia, selama satu minggu, BI perwakilan Kepulauan Riau berkolaborasi dengan perbankan dan penyelenggara jasa sistem pembayaran.
Antara lain Gopay, Ovo, Dana dan Link Aja akan secara silih berganti melaksanakan kegiatan sosialisasi dan on-boarding merchant dengan menyasar pada komunitas milenial.
Seperti di kampus, sekolah, pesantren, pasar tradisional dan modern, tempat ibadah, agen LKD/laku pandai, Pemda, dan tempat lainnya yang unik di masing-masing daerah.
“Acara puncak akan ditutup dengan pesta rakyat yang diisi bazar dengan pembayaran menggunakan QRIS, hiburan, games, musik dan lainnya yang akan diselenggarakan pada tanggal Jumat (14/3/2020) dan Minggu (15/3/2020) di Mall Botania 2,” jelasnya.
Kata dia, pelaksanaan Pekan QRIS Nasional 2020 menyusul peluncuran yang telah dilakukan Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia pada 17 Agustus 2020.
“QRIS menjadi standar QR code untuk pembayaran di Indonesia. QRIS secara nasional wajib diimplementasikan per 1 Januari 2020,” paparnya.
Dengan QRIS, pelaku usaha UMKM dapat menggunakan model pembayaran secara non tunai dengan hanya 1 macam QR Code.
Dengan satu QR Code, lanjutnya, bisa menerima pembayaran dari aplikasi penyelenggara manapun.
Baik dari bank atau non-bank, bahkan akan dapat menerima pembayaran dari turis manca negara.
Menurutnya, salah satu keunggulan QRIS adalah antar aplikasi pemain, baik bank ataupun non-bank sudah saling terhubung dengan mudah, termasuk bank-bank di daerah.
“Dengan QRIS, kita dapat mendorong kemajuan sektor UMKM termasuk koperasi yang tentunya mempercepat akses keuangan bagi pelaku usaha dimanapun dan siapapun dia,” paparnya.
“Sehingga membantu peningkatan aktivitas inklusi ekonomi, dimana pelaku usaha tersebut berada,” kata dia lagi.
Saat ini QRIS juga dapat digunakan untuk menerima sumbangan keagamaan dan sosial.
“Menggunakan QRIS sebagai salah satu metode pembayaran mendatangkan banyak manfaat bagi berbagai pihak, seperti pelaku UMKM atau merchant, Pemda, dan tentunya pengguna,” paparnya.
Bagi pelaku UMKM/Merchant, pembayaran menggunakan QRIS mengikuti tren pembayaran non tunai digital.
Artinya tersedia alternatif metode pembayaran bagi customer, sehingga memperluas pangsa pembeli khususnya generasi muda yang tentunya berpotensi meningkatkan omset penjualan.
Selain itu, penggunaan QRIS dapat mengurangi kesulitan merchant dalam menyediakan uang kecil untuk kembalian, menghilangkan potensi kerugian akibat penerimaan pembayaran menggunakan uang palsu, hasil penjualan tercatat otomatis dan uangnya langsung tersimpan di bank serta dapat dimonitor setiap saat melalui aplikasi.
Selain itu kata dia, penerimaan pembayaran non tunai dengan QRIS memudahkan pembelian barang stok secara non-tunai, membayar tagihan, retribusi, tanpa meninggalkan lokasi usaha.
Dengan tercatatnya transaksi penjualan maka akan membangun credit profile bagi penyedia pinjaman seperti bank.
“Dengan demikian, terbuka luas peluang bagi merchant untuk mendapatkan pinjaman modal kerja,” jelasnya.
Sedangkan untuk Pemda, penggunaan QRIS dapat membantu pendataan jumlah pelaku UMKM karena setiap pelaku UMKM memperoleh nomor ID Nasional (NMID).
QRIS juga dapat dimanfaatkan untuk menjadi sumber data baru untuk mendukung formulasi kebijakan yang lebih tepat, tersedianya alternatif pembayaran restribusi dan pajak yang murah dan efisien.
Kemudian tersedianya model bisnis untuk implementasi SE Mendagri 2019 tentang elektronifikasi pemda, mendorong pertumbuhan ekonomi mulai dari lapisan bawah atau inklusi ekonomi, terbukanya peluang usaha baru bagi bank milik Pemda yaitu BPD untuk mengimplementasikan digital payment dan persiapan daerah untuk memasuki ekonomi keuangan digital sekaligus membantu percepatan smart city.
“Hadirnya QRIS tentunya juga merupakan jawaban kami atas tantangan yang diberikan di era digital,” jelasnya.
Ia melanjutkan, pihak yang tentunya akan merasakan langsung manfaat QRIS adalah konsumen.
Pada jaman yang semuanya dituntut untuk serba cepat, pembayaran non tunai dengan QRIS telah menjadi alternatif pembayaran kekinian yang aman, cepat, nyaman dan efisien bagi konsumen/pengguna.
“Selain itu, konsumen (pengguna) juga dapat melakukan monitoring pengeluaran karena semua data pembayaran tercatat secara real time dan dapat dipantau dengan mudah,” tuturnya.(*/esa)