batampos.co.id – Pemko Batam menyiapkan hotel sebagai tempat menginap tamu asing, khususnya pebisnis dan diplomat atau tamu kedinasan selama berada di Batam, seiring diberlakukannya kebijakan Travel Corridor Arrangement (TCA)
atau Reciprocal Green Lane (RGL) sejak Senin (26/10/2020) lalu.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)Kota Batam, Ardiwinata, mengatakan, untuk mendukung jalannya TCA, hotel tempat menginap delegasi asing itu tentu harus memenuhi protokol kesehatan (protkes).
Sejauh ini, Disbudpar sudah mengeluarkan 121 sertifikat bagi pengusaha yang sudah menjalankan protkes.
”Sebelum pemberlakuan TCA ini, kami sudah turun duluan mengecek hotel, restoran, dan bidang usaha lainnya yang menunjang pariwisata, guna memastikan protkesnya jalan agar bisa menjamin kenyamanan pengunjung nanti,” ujarnya seperti dilansir dari Harian Batam Pos.
Mengenai penunjukan 16 hotel sebagai tempat karantina bagi perjalanan terbatas warga negara Singapura itu, Ardi, mengatakan, Disparbud tidak dilibatkan dalam penentuan tersebut.
Hanya beberapa instansi terkait langsung yang dilibatkan,
seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Imigrasi, pihak pelabuhan, dan berbagai pihak terkait lainnya.
Kendati demikian , ia mengaku, Batam sudah sangat siap menyambut kedatangan tamu asing yang menggunakan fasilitas TCA atau RGL.
Secara bertahap tentu ia berharap pembukaan pintu masuk ini bisa meluas hingga ke wisatawan mancanegara (wisman).
”Terpilihnya Batam sudah menjadi hal yang menguntungkan. Dari puluhan pintu masuk dari luar, Batam menjadi pilihan pusat dalam menjalankan TCA ini,” ungkapnya.
Berikut hotel yang ditetapkan sebagai tempat menginap bagi pengguna perjalanan terbatas, yaitu:
- Harris Hotel Batam Center
2. Vista Hotel - Harris Waterfront
- Nongsa Poin Marina and Resort
- Hotel Asia Link
- Harris Barelang
- Evitel
- Travelodge
- Swiss Habour Bay
- Pacific Palace Hotel
- Ibis Style Seraya
- OS Sagulung
- Harmoni Sweet
- Harmoni Jodoh
- Sahid
- Horison Hotel
”Kita berharap semua hotel bisa digunakan untuk tempat menginap. Biar semua dapat. Jadi adil dan kebagian semua,”
harapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah Singapura sudah membuka pintu bagi warga negara Indonesia (WNI) seiring pemberlakukan RGL dan sebaliknya TCA bagi warga Singapura ke Indonesia, Senin (26/10/2020).
Namun, di hari pertama belum ada WNI ke Singapura melalui pelabuhan Batam, begitupun WN Singapura yang ke Batam.
Di hari kedua kemarin, juga masih tampak sepi. Sebab, perjalanan ini memang sangat terbatas.
Untuk ke Singapura misalnya, tidak cukup dengan kelengkapan
hasil swab dan dokumen keimigrasian lainnya, namun juga harus ada sponsor dari Singapura, baru bisa mendapatkan SafeTravel Pass sebagai syarat utama untuk masuk ke Singapura.(jpg)