batampos.co.id – Stok reagen untuk menguji sampel swab Covid-19 terus berkurang. Namun untuk memasoknya masih terkendala anggaran. Pemerintah Provinsi Kepri sudah meminta bantuan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), agar diberikan 10 ribu reagen.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Mochammad Bisri, mengaku sudah menyurati BNPB. Namun, ia tidak dapat memastikan kapan pasokan reagen itu sampai di Batam. Selain itu, ia mengatakan memiliki beberapa opsi saat kondisi darurat (reagen habis, red).
”Kami akan ambil dulu (utang), lalu baru akan bayar setelah ada anggaran,” katanya, kemarin.
Selain Pemprov Kepri, lanjut Bisri, dari Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam, juga mengusahakan untuk mencari reagen. ”Pihak BTKLPP juga lagi mencari, mudah-mudahan bisa segera dapat,” harapnya.
Pasokan reagen di BTKLPP Batam ini, kata Bisri, untuk menguji sampel dari Batam, Tanjungpinang, Bintan, dan beberapa daerah lainnya di Kepri. Namun, sejauh ini hanya dua daerah yang menganggarkan pembelian reagen. ”Baru Anambas dan Natuna. Selebihnya belum, seperti Tanjungpinang belum ada rencana beli,” ucapnya.
Ia berharap, pemerintah daerah dapat menganggarkan pembelian reagen ini. Karena dengan banyaknya stok reagen, dapat mempercepat pengujian sampel swab masyarakat. Namun apabila tersendat, tentunya berdampak pada penanganan Covid-19 di Kepri. ”Kami usahakan agar reagen ini segera datang,” ujarnya.
Lalu, mengenai kontainer lab yang dipasang di RSUD Raja Ahmad Tabib Tanjungpinang, Bisri mengaku akan beroperasi pekan depan. Tentunya dengan beroperasinya laboratorium ini, dapat meningkatkan daya tracing di Provinsi Kepri. Sehari, kontainer lab ini dapat melakukan pemeriksaan 250 sampel.
Namun demikian, meski sudah bisa dioperasikan, tapi bisa terkendali karena pasokan reagen yang kian menipis tersebut. ”Tapi kami sedang carikan (reagen, red),” tegasnya. (*/jpg)