batampos.co.id – Banjir dahsyat di Kalimantan Selatan (Kalsel) membuat aktivitas warga terganggu. Di antara 13 kabupaten dan kota, 11 terdampak banjir. Hingga kemarin (18/1), ketinggian air di beberapa daerah masih di atas 1 meter.
Salah satu daerah yang terparah adalah Kabupaten Banjar. Kemarin Presiden Joko Widodo memantau langsung kondisi di sana.
Begitu tiba di Kalsel, Jokowi dan rombongan langsung menuju Desa Mekar, Kecamatan Martapura Timur. Iring-iringan kendaraan rombongan Jokowi sempat terlihat melewati banjir yang masih setinggi roda mobil. Jokowi akhirnya memantau banjir dengan berjalan kaki di Jembatan Pekauman. Dia didampingi Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dan Bupati Banjar Khalilurahman.
Pantauan Radar Banjarmasin, Jokowi tampak memberikan instruksi kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo. Setelah itu, Jokowi membagikan sembako, masker, dan makanan siap saji ke beberapa warga.
Rombongan kemudian bertolak ke jembatan putus di Jalan A. Yani Km 55 di Kecamatan Mataraman, Banjar. Jembatan penghubung trans-Kalimantan di perbatasan Desa Banua Hanyar dengan Desa Bawahan Pasar itu putus setelah diterjang banjir dua kali, Kamis (14/1) dan Minggu (17/1).
Saat tiba di lokasi, Jokowi mengungkapkan, selain arus lalu lintas terganggu, putusnya Jembatan Mataraman menimbulkan kendala pengiriman bantuan. Dia mengatakan sudah menginstruksi menteri PUPR untuk menangani kerusakan sejumlah sarana penghubung. Termasuk Jembatan Mataraman. Perbaikan itu ditargetkan tuntas dalam tiga atau empat hari. ’’Saya ingin memastikan ke lapangan, yang pertama mengenai kerusakan infrastruktur. Ada beberapa jembatan yang runtuh. Seperti kita lihat di belakang ini (Jembatan Mataraman, Red),’’ katanya.
Jokowi menambahkan, bencana banjir yang terjadi di Kalsel kali ini terbesar sepanjang sejarah. Penyebab utamanya, menurut Jokowi, adalah curah hujan yang tinggi serta fenomena La Nina.
BPBD Provinsi Kalimantan Selatan mencatat, ada 256.516 jiwa yang terdampak di 11 kabupaten/kota. Kabupaten Banjar menjadi wilayah yang paling parah terdampak dengan total 17.996 KK dan 72.994 jiwa. Disusul Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebanyak 16.100 KK, 64.400 jiwa; Kabupaten Barito Kuala 13.568 KK, 28.400 jiwa; dan Kabupaten Tanah Laut 8.870 KK, 27.815 jiwa.
Berikutnya, Kabupaten Balangan dengan 5.699 KK, 17.501 jiwa; Kota Banjarmasin 5.608 KK, 17.009 jiwa; Kabupaten Hulu Sungai Selatan 3.138 KK, 6.690 jiwa; Kota Banjarbaru 2.594 KK, 8.671 jiwa; Kabupaten Tapin 515 KK, 1.492 jiwa; Kabupaten Hulu Sungai Utara 299 KK, 774 jiwa; dan Kabupaten Tabalong 253 KK, 770 jiwa. Hingga kemarin, 15 korban dilaporkan meninggal dunia.
Sementara itu, BNPB menyerahkan bantuan berupa dana siap pakai (DSP) senilai Rp 3,5 miliar untuk penanganan banjir di Kalsel. Bantuan tersebut diberikan untuk lima kabupaten yang terdampak banjir paling parah. Yakni, Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, dan Balangan.
Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan, pemerintah akan memberi bantuan kepada para korban bencana. ’’Kami sesuai arahan dari Bapak Presiden akan memberikan bantuan kepada masyarakat yang mengalami kerusakan rumah, baik itu rusak berat, rusak sedang, maupun rusak ringan,’’ katanya.(jpg)