Sabtu, 30 November 2024

Banjir Bandang Flores, 62 Orang Tewas, Kota Kupang Nyaris Lumpuh

Berita Terkait

batampos.co.id – Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, sampai Senin (5/4) pukul 11.45 wita masih lumpuh karena banyak pepohonan di sejumlah ruas jalan tumbang. Itu terjadi setelah hujan dan angin kencang melanda wilayah tersebut sejak Minggu (4/4).

Bernardus Tokan, warga setempat melaporkan, ruas jalan yang banyak tertutup pohon tumbang, antara lain, Jalan Piet A Tallo, Jalan Veteran, Jalan Veteran Kelapa Lima, dan Jalan L Karim. Warga sampai sekarang masih berupaya memotong sejumlah pohon yang melintang di ruas jalan tersebut dengan menggunakan peralatan seadanya.

”Saluran listrik sejak Minggu (4/4) pukul 14.30 WIB sampai sekarang masih padam demikian juga internet. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) hampir semuanya tutup dan warga memilih untuk bertahan di rumah karena angin masih tetap kencang,” ujar Bernardus Tokan seperti dilansir dari Antara, Senin (5/4).

Dia menyebutkan Kota Kupang saat ini praktis nyaris lumpuh karena tidak ada aktivitas warga di luar rumah. Diperkirakan banyak rumah di Kota Kupang yang rusak akibat angin kencang tersebut, namun sampai sekarang belum diketahui informasi secara resmi dari pihak terkait mengenai kerusakan akibat bencana alam tersebut.

Sementara itu, sebanyak 62 orang dilaporkan meninggal dunia akibat banjir bandang yang melanda Kabupaten Flores Timur dampak dari cuaca ekstrem sejak Minggu (4/4). Informasi dari Wakil Bupati Flores Timur Agus Payong Boli menyebutkan, korban yang meninggal tersebut sebanyak 56 warga Desa Nelelalamadike, Kecamatan Ileboleng dan enam orang lainnya adalah warga Kecamatan Adonara.

”Empat orang lagi warga Desa Oyangbaran, Kecamatan Wotanulumado, tiga orang tewas dan satu orang di Waiwerang masih dalam pencarian,” terang Agus Payong Boli.

Banjir bandang melanda wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kecamatan Adonara Timur, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT, pada Minggu (4/4/2021) WITA dini hari. PT Pertamina terus berupaya melakukan distribusi BBM untuk sejumlah yang terdampak bencana. (FOTO ANTARA/HO-Alfons Rianghepat)

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) mendata 44 orang meninggal dunia dan 24 lainnya masih belum ditemukan dalam bencana banjir bandang tersebut. Data sementara hingga Senin (5/4) pukul 05.00 WIB, tercatat 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike.

Sebanyak sembilan desa di empat kecamatan terdampak peristiwa tersebut. Kedelapan desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan, serta Daniboa (Adonara Barat).

Sedangkan kerugian materi masih tercatat rumah hanyut 17 unit, rumah terendam lumpur 60 unit, dan lima jembatan putus. BPBD setempat masih terus melakukan pendataan dan verifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur.

BPBD Kabupaten Flores Timur menghadapi beberapa kendala dalam mendukung upaya penanganan darurat karena akses utama melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin, dan gelombang membahayakan pelayaran kapal. Evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat.(jpg)

Update