![](https://batampos.co.id/core/uploads/2021/08/Rapat-Gubernur-e1629992474410.png)
batampos.co.id – Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad memimpin rapat melalui video conference guna memformulasikan persiapan awal pelaksanaan vaksinasi bagi ibu hamil dan menyusui serta anak usia 12 – 17 tahun. Rapat dilakukan di Gedung Daerah Tanjungpinang, Rabu (30/6).
Ini sebagai bentuk tindak lanjut atas launching vaksinasi pada hari sebelumnya. ”Tujuannya rapat ini agar langsung melaksanakannya setelah segala persiapan teknis sudah selesai,” kata gubernur pada kesempatan ini.
Jenis vaksin yang digunakan untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak adalah Sinovac. Gubernur meminta selambat-lambatnya dalam dua hari ke depan OPD terkait sudah selesai melakukan pendataan, kemudian melakukan rasionalisasi jumlah vaksinator yang diperlukan.
Sesuai data, jumlah penduduk di Kepri dengan usia 12 sampai 17 tahun sebanyak 227.664 orang, dengan rincian 117.663 laki-laki dan 110.001 perempuan.
”Sasaran awal kita adalah anak sekolah yang berada dalam usia tersebut. Makanya perlu adanya pemetaan dari dinas pendidikan dari seluruh kabupaten dan kota, serta Kanwil Kemenag yang membawahi madrasah,” jelasnya.
Begitu juga, lanjut Ansar pemetaan untuk ibu hamil dan menyusui oleh dinas kesehatan bekerja sama dengan instansi terkait lainnya.
Direncanakan, vaksinasi ini dimulai pada 5 Juli 2021 yang akan datang, di sekolah saat melakukan kunker ke Kabupaten Natuna. Gubernur yakin jika efektif, pelaksanaan vaksinasi anak sekolah akan tuntas dalam 20 hari.
Dengan vaksinasi ini, harap gubernur tidak sampai mengganggu proses vaksinasi bagi masyarakat umum yang saat ini masih berjalan. Juga agar screening betul-betul dilakukan secara ketat terhadap ibu hamil dan menyusui sebelum dilakukan vaksinasi.
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN dr. Eni Gustina menyampaikan, latar belakang dilaksanakannya vaksinasi ini adalah kasus kematian ibu dan bayi yang meningkat akibat fokus rumah sakit terhadap Covid-19.
Serta jumlah dokter spesialis obsgyn yang meninggal akibat Covid-19 menempati urutan kedua berdasarkan profesi kedokteran. ”Belakangan ini, ternyata terdapat satu anak yang terpapar dari 8 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dengan 50 persen diantaranya meninggal dunia,” ungkapnya.(*/jpg)