Sabtu, 16 November 2024

Darurat Covid-19 di Singapura, 76 Persen Ortu Stres

Berita Terkait

batampos.co.id – Sebuah survei di Singapura mengungkap orang tua mulai kelelahan di tengah situasi darurat Covid-19, terutama varian Delta. Dua pertiga atau 76 persen orang tua merasa sedih dan tertekan menghadapi anak-anak mereka yang juga stres karena gelombang Covid-19.

Survei oleh badan amal Focus on the Family pada 175 orang tua yg dilakukan online dari 7 hingga 20 September mencerminkan suasana umum kelelahan saat Singapura memerangi varian Delta. Lalu sebuah studi yang lebih besar dari 1.000 orang yang ditugaskan oleh The Straits Times menemukan bahwa 76 persen merasa sedih atau tertekan. Dijalankan oleh firma riset pasar Milieu Insight, survei ini telah mensurvei sampel representatif dari populasi berusia 16 tahun ke atas antara 20-22 September.

Sebanyak 70 persen orang tua dengan anak-anak berusia lima hingga delapan tahun mengatakan mereka terlalu sibuk selama pandemi untuk menikmati waktu berkualitas bersama anak-anak. Kurang dari setengah, atau 48 persen, mengalami emosi positif ketika anak mereka menginginkan perhatian, sementara seperempat responden merasa stresa. Satu dari empat orang tua juga merasa lelah atau khawatir bekerja dari rumah sambil menjaga si kecil.

“Orang tua harus membuat anak-anak mereka mengatasi stres,” kata spesialis kehidupan keluarga dari Focus on the Family, Susan Koh.

“Menerima bahwa Covid-19 adalah bagian dari kehidupan dan akan membawa ketidakpastian adalah penting. Orang tua harus fleksibel dan menyesuaikan harapan mereka. Bekerjalah untuk menjaga suasana keluarga tetap positif sehingga semua orang akan menikmati waktu bersama yang lama di rumah,” katanya.

Memiliki rutinitas di tengah periode semi-lockdown juga tak mudah. Seorang manajer kemitraan komunitas, Veenaa Subramaniam, 39, merasa bersalah karena memarahi kedua anaknya tahun lalu ketika dia bekerja dari rumah. Sungguh stres bekerja dari rumah bersama anak-anak. “Butuh waktu enam bulan untuk menemukan sistem yang berhasil,” katanya.

“Anak-anak yang paling bahagia adalah mereka yang belajar bagaimana membuat diri mereka sendiri bahagia. Kami memberi mereka alat dan kami merancang sistem di mana mereka bisa membuat diri mereka bahagia. Dan pengaturan jadwal itu penting,” tambah Veenaa.

Dia telah menjadwalkan waktu untuk pekerjaan dan kegiatan keluarga. Kini strategi yang tepat telah membuat hidup lebih lancar. “Akan tetapi, perjuangan itu nyata. Tak mudah awalnya,” katanya.(jpg)

Update