batampos.co.id – Progres verifikasi data lahan terlantar terus berlanjut. Menurut Deputi III BP Batam, Sudirman Saad, ada sekitar 3.500 hektare lahan terlantar yang saat ini tengah diproses, agar bisa dialokasikan kembali kepada investor yang benar-benar serius membangun.
”Kriteria lahan terlantar itu yakni tanah yang sudah dialokasikan, namun selama tiga tahun atau lebih tidak dibangun juga. Kami segera proses tanah-tanah tersebut,” kata Sudirman, belum lama ini.
Lokasi lahan tersebut ada di wilayah Batam Center dan Batuampar. BP Batam akan mengidentifikasi lahan-lahan yang belum ada tanda-tanda akan dilakukan pembangunan. Baru setelah itu akan dipublikasikan. Namun, jika ada indikasi mengurus perizinan, maka sudah ada indikasi akan ada pembangunan. Tujuannya yakni agar lahan terlantar tersebut bisa dimanfaatkan secara ekonomis.
Ia melanjutkan, lahan-lahan di Batam, baik itu di darat maupun di perairan sudah habis dialokasikan. Bahkan, di laut, ada sekitar 2.000 hektare lahan yang teralokasi. Baik itu dari BP Batam, Pemerintah Kota (Pemko) Batam, dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri.
Untuk bisa mengelola lahan di perairan harus memiliki izin reklamasi. Dan untuk mendapatkan izin tersebut, butuh tiga perizinan yakni izin lokasi, rencana induk reklamasi dan izin lingkungan.
Area Pembangunan Wajib Dijaga
Sementara itu, Kapolsek Lubukbaja, AKP Budi Hartono, mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak memasuki area atau lahan yang dalam tahap pembangunan. Menurut dia, hal ini dapat mengancam nyawa atau menimbulkan korban jiwa. ”Tentunya bahaya, bisa jadi material bangunan jatuh dari atas atau runtuh mengenai kepala kita, tidak tahu,” ujar Budi, kemarin.
Selain itu, budi mengimbau kepada pengelola bangunan atau pihak developer untuk memberikan batas di lokasi agar tidak dimasuki warga. ”Harus dijaga juga, paling tidak dipasang seng agar tidak dimasuki masyarakat,” katanya.
Sebelumnya, jasad wanita berinisal M ditemukan tewas di apartemen kosong kawasan Pelita atau tepatnya di samping Kantor Telkom Pelita. Wanita berusia 30 tahun tersebut diduga terjatuh dari lantai 24 apartemen.
M diketahui mengunjungi bangunan kosong tersebut setelah datang dari Tanjungbalai. Ia kemudian memesan jasa taksi online ke lokasi tersebut. ”Kita harapkan kasus seperti ini tidak terulang. Tentunya kerja sama dengan pihak gedung agar mencegah hal ini terjadi,” tutupnya. (*)
Reporter : RIFKI SETIAWAN
YOFI YUHENDRI
Editor : MOHAMMAD TAHANG