Kamis, 28 Maret 2024

Asa Para Pekerja Pabrik Plastik di Batam, Pekerja: Kalau Pabrik Ini Tutup Bagaimana Dengan Biaya Sekolah Anak Kami

Berita Terkait

batampos.co.id – Inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Komisi I DPRD Kota Batam di dua perusaan plastik pada Selasa (25/6/2019), menimbulkan ketakutan tersendiri di benak para pegawainya.

Beberapa pekerja yang sebagian besar adalah ibu-ibu itu langsung berkeluh akan kemungkinan mereka tidak lagi mendapatkan pekerjaan.

Keluhan akan tersendatnya biaya sekolah anak-anak mereka, kebingungan mereka mencari pekerjaan lain, dan kemungkinan terganggunya stabilitas ekonomi keluarga mereka yang seadanya.

Baca Juga: Dua Perusahaan di Kota Batam Gunakan Sampah Plastik Impor untuk Bahan Baku Industri 

“Janganlah sampai ditutup pabrik ini, macam mana nanti biaya sekolah anak kami, cuma cari makan aja kita di sini,” kata seorang ibu sambil memisahkan label plastik dari botol berwana putih yang menumpuk di depannya, di PT Royal Citra Bersama.

Seorang ibu pekerja di PT Royal Citra Bersama. Perusahaan tersebut diduga menggunakan limbah plastik yang diduga mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3). Foto: Bobi/batampos.co.id

Menguatkan pernyataan yang baru saja terlontar, ibu-ibu lain yang mengelilingi tumpukan botol plastik yang akan dijadikan bahan baku pembuatan biji plastik itu berlomba menyampaikan keluh kesahnya.

Baca Juga: 20 Perusahaan di Batam Gunakan Bahan Baku Sampah Plastik

Kepada batampos.co.id, pernyataan mereka semakin berani. Bahkan salah satu ibu menceritakan rangkaian tanggungan ekonomi keluarganya.

“Kalau kerja di sini tak bisa, kami mau kerja dimana lagi,” kata seorang wanita berkulit putih dengan kacamata dan tutup kepala yang melingkar menutupi sebagian rambutnya.

“Masa harus ke Singapura, kalau di sana (Singapura) malah kami yang dikerjai,” tutur dia lagi.

Tak melulu berisi keluhan serius, kebisingan sesekali pecah menjadi tawa yang bersumber dari celotehan seorang ibu.

Salah seorang pekerja di PT Royal Citra Bersama sedang memilah sampah plastik. Para pekerja yang didominasi ibu-ibu itu mengharapkan perusahaan tersebut tidak ditutup. Foto: Bobi/batampos.co.id

Dia mengaku membutuhkan biaya untuk memasang giginya yang telah ompong.

Tawa lebar mereka tak terbendung, begitu juga batampos.co.id yang kebetulan berada di tengah-tengah para ibunda itu.

Baca Juga: KLHK Kantongi Hasil Uji Lab 65 Kontainer Limbah Plastik di Batam

Sang ibu yang dimaksud, bahkan sempat tidak sengaja menampakan bagian depan mulutnya yang tidak lagi bergigi.

Ia yang spontan tertawa mengikuti ibu-ibu lain. Sesaat kemudian wanita berusia sekitar 40 tahun itu langsung menutupi mulutnya dengan kedua tangannya.

Mereka baru mengetahui kedatangan para wakil rakyat setelah berbincang dengan batampos.co.id ini. Mereka berharap pabrik tempat mereka tidak ditutup.

Mereka bahkan meyakinkan aktivitas perusahaan itu terbebas dari limbah yang akan mencemari lingkungan.

Meskipun dalam sidak kali kemarin anggota DPRD Kota Batam mendapati adanya sampah impor yang bercampur dengan tanah yang disinyalir mengandung unsur Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).(bbi)

Update