batampos.co.id – “Dan Oscar diberikan kepada… Parasite.” Kalimat singkat dari Jane Fonda itu membuat audiens di Dolby Theatre, Los Angeles bersorak. Mereka serempak melakukan standing ovation, mengantar para cast dan perwakilan tim proÂduksi naik panggung.
Pada MingÂgu malam (9/2/2020) waktu setempat, film dark comedy Korea Selatan tersebut meraih empat penghargaan. Termasuk piala penutup Best Picture.
Parasite jadi film berbahasa asing pertama yang memenangkan piala film terbaik. Sebelumnya, ada sembilan film yang berhasil masuk kategori Best Picture. Namun, tidak ada yang mampu memboyong piala.
“Saya tidak bisa berkata-kata. Kami enggak pernah membayangkan hal ini terjadi. Kami bahagia banget,” ungkap Kwak Sin-ae, produser Parasite.
Baginya, kemenangan itu merupakan salah satu momen penting di sepanjang sejarah.
“Kami berterima kasih pada seluruh anggota Academy (of Motion Picture and Art Sciences) atas keputusan ini,” imbuhnya.
Keberhasilan Parasite mencetak sejarah membuat “jatah” 45 detik piÂdato kemenangan terasa kurang. Para audiens sempat protes ketika lamÂpu panggung utama diredupkan.
Pidato dilanjutkan oleh Miky Lee, pendiri multiplex pertama Korea sekaligus investor di bisnis hiburan. Dia memuji habis-habisan sutradara Bong Joon-ho. Plus, para penonton Korea.
“Aku sungguh-sungguh ingin berterima kasih pada audiens film Korea, movie goers kami… Tanpa kalian, para audiens Korea, kami enggak akan ada di sini,” ucap Lee.
Dia menilai, penonton Korea amat jujur menyampaikan opini tentang film produksi dalam negeri mereka.
Di malam penghargaan Oscars ke-92, Parasite jadi film yang memborong piala terbanyak. Total, empat piala. Termasuk dua piala individu untuk kategori Best Original Screenplay dan Best Director. Joon-ho dan Han Jin-won adalah wakil Asia pertama berhasil menembus nominasi untuk kategori penulisan naskah, sekaligus memenanginya.
Saat memenangi piala Best Director, Joon-ho tampak tidak menyiapkan pidato.
“Setelah menang Best International Feature, kukira aku sudah selesai (tidak perlu naik panggung, red) dan siap bersantai,” ucapnya.
Pria yang juga membesut Snowpiercer dan Okja itu mengapresiasi sutradara lain yang masuk di kategori tersebut.
“Aku siap minum-minum hingga besok pagi. Terima kasih,” lanjut Joon-ho.
Dalam sambutannya, Joon-ho menyebut nama Martin Scorsese dan Quentin Tarantino. Sebab, dua sutradara kawakan -yang justru dikalahkannya di Oscars 2020- adalah orang-orang terpenting dalam karirnya.
“Ketika aku masih muda dan belajar film, ada pepatah yang sangat kuingat. ‘(Hal) yang paling personal adalah yang paling kreatif’. Kutipan itu dari Martin Scorsese kita yang hebat,” ucapnya.
Sementara itu, Quentin Tarantino dinilainya selalu memberi dukungan buat filmnya.
“Meski orang-orang di Amerika Serikat tidak tahu karyaku, Quentin selalu memasukkan filmku dalam daftarnya. Quentin, I love you,” ucapnya.
Kesuksesan Joon-ho tidak lepas dari aktivitasnya di penghargaan dan festival perfilman internasional. Dia mengawali karir sebagai penggarap film pendek berformat 16 mm pada akhir 1990-an.
Sineas kelahiran Daegu, 14 September 1969 itu mulai mencuri perhatian ketika The Host, film sci-fi tentang monster di Sungai Han, masuk daftar tayang Director’s Fortnight di Festival Film Internasional Cannes 2006. Pun dengan Mother, Okja, dan Parasite -yang memenangkan piala Palme D’Or di gelaran Cannes 2019 lewat kesepakatan penuh.
Kemenangan Parasite juga dirayakan di Korea. Meski Oscars ditayangkan pada Senin pagi di Negeri Ginseng, tagar terkait Bong Joon-ho dan film memuncaki portal pencarian lokal Naver dan Twitter. Presiden Moon Jae-in bahkan ikut memberikan selamat lewat twit.
“Parasite menyentuh lewat cerita yang sangat Korea. Film itu seru dan sedih, menyegarkan serta luar biasa dalam menyampaikan pesan sosial,” cuitnya. Pihak CGV, chain bioskop terbesar Korea, juga akan menayangkan ulang film tersebut mulai 18 Februari mendatang.
Selain Parasite, gelar “pertama” lainnya juga diraih oleh Taika Waititi. Sutradara sekaligus pemeran utama di film satir Jojo Rabbit itu memenangkan kategori Best Adapted Screenplay.
Waititi adalah sineas keturunan suku asli (indigenous) pertama sekaligus keturunan suku asli Selandia Baru Maori pertama yang menang Oscars.
Sutradara yang melejit lewat Thor: Ragnarok itu mendedikasikan kemenangannya bagi anak-anak keturunan suku asli yang menekuni bidang seni -mulai melukis, menari, maupun menulis cerita.
“Kita semua adalah penutur dongeng asli dan kita bisa, uh, sampai ke panggung ini juga. Terima kasih! Kia ora!” ucap Waititi.
Di luar kemenangan Parasite di kategori Best Picture, para jawara Oscars 2020 relatif mudah ditebak. Renee Zellweger, Laura Dern, Joaquin Phoenix, dan Brad Pitt memenangkan piala untuk kategori aktor dan aktris. Sesuai “amanat” produser acara Lynette Howell Taylor dan Stephanie Allain dua pekan lalu, keempat pemenang menyampaikan pidato ringkas penuh makna.
Pemenang Best Actor Phoenix kembali menyinggung isu lingkungan. Pemeran Joker menilai, manusia amat sombong lantaran menilai dirinya adalah pusat semesta. Sementara itu, Zellweger mendedikasikan piala Best Actress untuk Judy Garland, aktris sekaligus musisi yang dia perankan di film Judy.
“Miss Garland, piala ini untukmu. Aku sangat berterima kasih,” paparnya.
Pidato dedikasi juga disampaikan Laura Dern, yang memenangkan piala Best Supporting Actress. Bintang Marriage Story tersebut mengungkapkan, piala itu untuk Diane Ladd dan Bruce Dern, ibu dan ayahnya.
“Terima kasih atas pialanya, ini adalah kado terbaik yang pernah ada,” kata aktris yang berulang tahun pada 10 Februari itu, alias sehari usai Oscars.
Sementara itu, Pitt menyinggung isu politik di awal pidatonya.
“Mereka bilang, aku cuma punya 45 detik, yang berarti (waktuku) 45 detik lebih banyak daripada John Bolton,” ucapnya.
Pitt merujuk pada John Bolton, mantan penasihat keamanan Gedung Putih yang bersedia memberikan kesaksian terkait pemakzulan Trump. Namun, pihak Senat menolak pemanggilan saksi atau dokumen selama persidangan, yang telah berakhir pekan lalu. (*/The Washington Post/Los Angeles Times/The Hollywood Reporter/fam)