Kamis, 9 Januari 2025

Jumlah Tenaga Kerja di Kawasan Industri Bintan, Lobam Terus Meningkat

Berita Terkait

GM PT. Bintan Inti Industrial Estate (BIIE) Lobam, Aditya Laksamana.

batampos.co.id– Pandemi covid-19 yang hampir dua tahun melanda tidak terlalu mempengaruhi iklim investasi di kawasan industri Bintan, Lobam. Terbukti selama 4 tahun terakhir, jumlah tenaga kerja di kawasan industri Bintan (KIB), Lobam terus meningkat.

GM PT. Bintan Inti Industrial Estate (BIIE) Lobam, Aditya Laksamana mengatakan, jumlah tenaga kerja di kawasan industri Bintan, Lobam terus meningkat sejak tahun 2018. Aditya menyebut, jumlah tenaga kerja di kawasan industri Bintan pada tahun 2018 sekira 4.100 orang. Kini jumlah tenaga kerja di kawasan industri Bintan berjumlah sekira 6.200 orang.

BACA JUGA: Dua Investor Baru Masuk Lobam

“Ada peningkatan jumlah tenaga kerja di Lobam sekira 2 ribuan sejak tahun 2018, sekarang jumlah tenaga kerja di Lobam sudah sekira 6.200 orang,” kata Aditya.

Menurut Aditya, peningkatan jumlah tenaga kerja karena terdapat sejumlah perusahaan melakukan ekspansi di kawasan industri Bintan, Lobam. “Beberapa perusahaan melakukan ekspansi di kawasan industri Bintan, Lobam,” kata Aditya.

Selain itu, ada perusahaan di kawasan Lobam yang menambah kapasitas produksi seperti PT. Bionesia Organic Foods (BOF). Selain pasar luar negeri, perusahaan yang memproduksi turunan kelapa seperti santan dan air kelapa tersebut mulai merambah pasar dalam negeri.

Kemudian, lanjutnya, telah hadir perusahaan baru di kawasan industri Bintan, Lobam yakni PT. Indo Gemilang Coconut Lestari (IGCL). Perusahaan tersebut membangun pabrik pengelolaan kelapa di lahan seluas 1 hektare di kawasan industri Bintan, Lobam.

“Perusahaan-perusahaan tersebut menambah kapasitas produksi, gedung dan tenaga kerja. Banyak juga mantan pekerja dari Hotel dan Resort di Lagoi yang melamar ke Lobam,” kata Aditya.

Aditya berharap, semakin banyak perusahaan yang melakukan ekspansi di kawasan industri Bintan, Lobam sehingga membuka lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja lebih banyak. (*)

Reporter: Slamet
editor: tunggul

Update