batampos.co.id – Rencana pengembangan Pelabuhan Batuampar Batam sudah puluhan tahun, namun tak pernah terwujud.
Mulai dari pelaksanaan tender yang berulang-ulang hingga tiga kali yang kemudian ditutup dengan beauty contest.
Perusahaan-perusahaan ternama dunia yang berpengalaman di bidang operator terminal kontainer dan juga pelayaran kelas dunia sempat silih berganti mewarnai tender-tender tersebut yang digelar dalam rentang 2003 hingga 2005.
Contohnya, Evergreen, Port of Singapore Authority, Hanjin Shipping Co., Samudera Shipping, P & O Port Ltd, dan International Container Terminal Services Inc.
Pada akhirnya, tidak ada satu pun yang mengelola pelabuhan bongkar muat tersebut dengan berbagai alasan.
Baca Juga: Pelindo II Mulai Lakukan Pengembangan Pelabuhan Batuampar Pada Maret 2020
Akhirnya opsi terakhir pun dipilih melalui beauty contest di tahun 2005. Perusahaan asal Prancis bernama Compagnie Maritime d’Affretement – Compagnie Generale Maritime (CMA-CGM) keluar menjadi pemenang.
Investor Prancis itu mengajukan permohonan konsesi pengelolaan pelabuhan hingga 50 tahun.
Pasalnya, periode waktu yang ditawarkan Otorita Batam saat itu, yakni 25 tahun tidak akan cukup untuk mengembalikan modal yang tertanam sebesar 250 juta dolar Amerika.
Pemerintah akhirnya mengabulkannya. Pertimbangannya yakni melalui izin pengelolaan lewat pola built operate transfer (BOT) selama 50 tahun.
Baca Juga: Tolak Pelindo II Kelola Pelabuhan Batuampar, Asosiasi Pengusaha Pelabuhan Ancam Mogok Kerja
Rencananya yakni CMA-CGM akan membangun dermaga sepanjang 700 meter atau tiga kali lipat dari perencanaan semula yaitu 250 meter.
Sebagai wujud keseriusan pihak CMA-CGM dalam kelanjutan investasinya di Batuampar, akhirnya diinisiasi penandatangan letter of intent (LoI) antara Otorita Batam dan CMA-CGM.
Namun, seperti yang diketahui, pengembangan pelabuhan tidak dilakukan sampai kedatangan Pelindo II ke Pelabuhan Batuampar, tahun ini.
Baca Juga: Kepala BP Batam: Infrastruktur Terminal Pelni di Pelabuhan Batuampar Tidak Manusiawi
Banyak pihak yang menduga bahwa kegagalan demi kegagalan dalam pengembangan Batuampar merupakan imbas dari intervensi dari pihak asing yang tidak ingin Batam memiliki pelabuhan kelas dunia.(leo)